Oke liburan sudah selesai, dan setiap umat manusia yang memiliki kehidupan kedua di kantor, kampus atau sekolah harus kembali lagi menjalani kesibukan yang sibuk di tempat mereka mengasah nyali kehidupan tersebut.
Kalo udah denger kata kerja, ngampus, sekolah, pasti gue inget dengan kondisi Jakarta yang semakin hari semakin parah.
Gue bukanlah seorang anak orang kaya yang kalo mau ke sekolah bisa dianterin sama bokap atau nyokap naik mobil pribadi, dimana kita tahu, bahwa mobil pribadi itu adalah kendaraan penyebab macet, nah mobil pribadi itu hanya dimiliki oleh orang kaya, jadi kesimpulannya adalah : orang kaya adalah penyebab macet.
gue cuma seorang siswa hina yang bersekolah di sekolah hina, yang setiap sekolah hanya mengendarai sepeda motor.
Percayalah mengendarai motor tidak sama dengan mengendarai mobil, karena ketika terjadi kecelakaan, gak mungkin kan pengemudi mobil jatoh dari mobil ?
yang ada pengemudi motor yang jatoh dari motor
Nah jadilah gue disini, sedang mencari jati diri dengan hadir di sekolah yang sangat (terpaksa) gue cintai
Walaupun gue belajar disekolah ini tinggal beberapa waktu lagi, tapi kesialan gue yang berkaitan dengan sekolah ini masih akan terus berlanjut
Pagi ini gue hampir dirampok, dan hampir diperkosa oleh kawanan preman deket sekolah gue
Ya, sekolah gue tidaklah berada di tempat elit disalah satu pusat kota Jakarta, melainkan berada di salah satu tempat ter-hina di Jakarta
Sekolah gue terletak tepat dibelakang pasar, yang bahkan gue nggak mau nyebut pasar seperti apa itu
Yang pasti dipasar itulah tempat preman-preman berkumpul, mulai dari preman yang bertato di dada, sampe yang punya bulu dada dibawah idung, eh itu kumis deng heheee....
Di pasar itu pula para preman ini suka sekali main PS, ya mulai dari main Winning Eleven sambil minum Slurpee dari Seven Eleven
Tapi satu hal yang gue nggak tau, ternyata pagi ini mereka lagi dinas, ya mereka malakin orang-orang yang lewat, dan tadi pagi adalah giliran jatah gue dipalakin
Kira-kira beginilah percakapan gue dengan si preman berbulu dada di hidung (kumis) itu
"heh ! mane duit lo sini !"
"ampun bang, saya gapunya uang"
"ah bohong lo! badan lo aje subur ! pasti lo anak orang kaya kan ?!"
"enggak bang, emang kalo orang miskin gaboleh gendut ape bang ?"
"ah banyak bacot lo ! buruan serahin sini !"
"ampun bang saya masih perawan......."
entah kenapa setelah gue mengucapkan kalimat tersebut si preman lalu diam, dan dengan tampang jijik dia tetep bersikeras meminta uang yang bukan haknya
"udah sini buruan" si preman langsung merogoh kantong baju gue
"aaaa jangan baaang, jangaaaaaan aaaaaaaah"
kira-kira begitu percakapan gue dengan si preman, gue nggak mau lanjutin karena beberapa adegan berikutnya sangat mengandung pornoaksi, yang dihasilkan dari sikap gue yang terlalu drama queen -_-
Setelah preman itu berhasil merampas sebesar 20ribu rupiah dari gue, dia kabur ke tempat rental PS dan main sampe puas
Preman kampret !
Akhirnya 5 menit kemudian gue berhasil sampe sekolah, dan sekarang disinilah gue, berdiam diri di kantin, karena nggak bisa jajan
-----------------
Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi
Gue melewati pasar laknat itu untuk kedua kalinya, namun sepertinya keadaan di sore hari enggak seganas saat pagi dan siang hari
Ketika matahari mulai terbenam, preman-preman itu tidak lagi menguasai pasar, diganti dengan para transgender yang berkeliaran bebas di pasar ini
Kalian tau bencong kan?
nah itu adalah spesies yang lebih berbahaya untuk dihadapi, dan sekarang, spesies inilah yang harus gue hadapi ketika pulang sekolah
Oh Tuhaaaaaan, mengapa engkau menaikan level kesulitan melewati pasar ini Tuhaaaaan
Akhirnya dengan sedikit menjadi invisible gue berhasil melewati pasar ini
namun perjuangan tidak semudah itu kawan.....
seekor..... eh seorang banci berhasil menangkap gue di depan gerbang pasar
"hayoooo, mau kemanaaaaa kamyuuuu"
"anu mas, eh om, eh tante, eh mbak saya mau pulang heheeee"
"ih, kok kamu panggil akyuu om siiiiih? panggil aja sess Idaaaaa"
"eeh iya ses hehe, saya mau permisi ya ses"
"eh mau kemanaaa?" tiba-tiba bencong ini menarik tangan gue dan memeluk gue dari belakang, spontan gue langsung berontak menyerupai babi lepas
Gue berhasil kabur walaupun ketika gue melarikan diri, gue menabrak 1 buah gerobak sayur, 3 buah becak, dan 4 orang nenek-nenek, tapi alhamdulillah gue berhasil selamat dari dekapan beracun si bencong barusan
Walaupun ternyata si bencong begitu ramah dan baik sama gue, dia nggak ngejar juga ternyata
Bencong yang baik yah, berbeda dengan preman yang tadi pagi berhasil merampas 20 ribu gue dan sedikit meremas tetek gue ketika ngambil itu duit
Mungkin itulah yang membedakan bencong dengan preman, sama kaya bedanya cewek sama cowok, yang satu lembut, dan yang satu kasar
Yah
Mungkin segitu dulu cerita pengalaman gue, gue mau mandi wajib dulu
byeeeeee~
0 komentar:
Posting Komentar