Jumat, 09 Desember 2011

Sepenggal Kisah Sedih


Gue pernah diceritain sama temen gue suatu kisah.
Kisah ini bukan kisah yang bisa bikin orang ketawa terpingkal-pingkal, atau pun bikin orang ketakutan sampe parno ngeliat mukanya sendiri.
Kisah ini adalah kisah yang menurut gue cukup bisa menyentuh hati kecil untuk sedikit menitikkan air mata.

Nggak perlu panjang lebar gue ngomong.

Check this out !


Pada suatu waktu, pernah ada sepasang kekasih yang cukup lama menjalani hubungannya.
Mereka telah menjalani kisah pahit dan manisnya pacaran.
Waktu 7 tahun 4 bulan bukanlah waktu yang dapat ditempuh dengan begitu mudahnya sebagai sepasang kekasih.
Mereka selalu menjalani hari-hari bersama, baik dikala sedang manghadapi kesulitan ataupun sedang manis-manisnya pacaran.

Setiap hari, tidak ada waktu yang terlewatkan bagi mereka untuk kehilangan sedikitpun rasa sayang dari pasangannya.
Kemanapun si wanita pergi, pasti ada si pria yang setia mendampinginya.
Kita sebut saja si wanita ini dengan nama Riri, dan si pria dengan nama Eno.

Suatu saat Riri sedang bercanda dengan temannya dan tiba-tiba Eno datang dengan tampang lemas.
Riri spontan bertanya
"hey ! kenapa muka ditekuk gitu sih ?"
"ah nggak apa apa kok yang"
"cerita dong yang"
"hmm, gak apa apa kok cuma tadi papper aku ditolak sama dosen, padahal aku ngerjainnya susah payah"
"yaaah, dosennya udah tua sih maklum, makanya kolot hahaha"
"hahaha jahat ih kamu ngatain dosennya"
"biarin aja hahaha"
"hahaha ada ada aja kamu mah"
"nah gitu dong ketawa , kamu kan manis kalo lagi ketawa" goda Riri
"hahaha" tawa Eno tersipu malu.

Kemudian mereka berdua menghabiskan waktu di kampus dengan bersenda gurau dan bermesraan layaknya pasangan kekasih lain.
Kemesraan itu terus berlanjut hingga suatu hari Riri memberikan tantangan kepada Eno.

"eh kita kan udah hampir 8 tahun nih pacaran, masa igut-gitu aja sih"
"lah emang mau pacaran yang kaya gimana ?"
"hmmm aku punya tantangan deh buat kamu"
"tantangan ?"
"iya, biar pacaran kita makin seru no', sekalian aku mau tau kamu mau nggak berkorban buat aku"
"apasih yang nggak buat kamu Riri sayaaaaang"

"Oke kalo gitu kamu mau nggak ngelupain aku satu hari aja"
"ngelupain kamu ? maksudnya ?" tanya Eno heran
"iya ngelupain aku, kamu gak boleh sms aku, gak boleh telepon aku, dan gak boleh kerumah aku. Pokoknya satu hari itu tanpa ada kehadiranku deh" Jelas Riri
"hmm kalo aku bisa mau dikasih hadiah apa nih ?"
"udah deh jawab dulu mau apa enggak ?"
"oke deh aku setuju"

Akhirnya sepasang kekasih itu menyetujui perjanjian tersebut.
Esok harinya Eno sama sekali tidak memberi kabar kepada Riri, begitu pula dengan Riri yang sama sekali tidak ada kabarnya.
Setelah berhasil satu hari dilewati oleh Eno dengan tidak bersama Riri.
Keesokan harinya , tepat pukul 4 sore Eno pergi kerumah Riri bermaksud menagih hadiah karena dia sudah berhasil menjalankan tantangan dari Riri.

Eno membawa bunga mawar yang kian indah.
Namun setelah Eno sampai tepat di depan rumah Riri, jantung Eno berdebar kencang, melihat sebuah bendera kuning terpasang tepat dipagar rumah Riri.
Bergegas Eno masuk kedalam rumah Riri, dan dia melihat Riri yang tersenum cantik dibalut dengan kain dan dikelilingnya terlihat beberapa orang sedang mengaji.

Jantung Eno berdegup lebih kencang, Eno menghapiri Ibu Riri yang sedari tadi menangis di sudut ruangan.
Eno bertanya
"Bu, ini ada apa bu ? kok rame rame gini ? Riri gak papa kan bu ?! Riri gak papa kan ?!!"
namun Ibu Riri sama sekali tidak mendengarkan , beliau tetap menangis sambil melihat tubuh anaknya yang terbaring lemas dihadapannya.

Eno semakin panik.
Ditengah kepanikannya, seorang pria berbaju putih datang menghampirinya, dia adalah Paman dari Riri.
"kamu pasti Eno ya ?"
"iya pak, bapak siapa ya ?!"
"saya om-nya Riri nak, saya hanya mau menyampaikan ini" Pama tersebut memberi Eno sebuah amplop kecil
"ini apa pak ?!"
"sudah buka dan baca saja, itu dari Riri, dia menitipkan surat itu untuk kamu nak Eno"

Dengan pikiran yang mengawang, dan perasaan yang hancur.
Eno membuka surat itu , yang berisikan tulisan tangan Riri.

Eno, selamat ya kamu udah berhasil menjalani tantangan dari aku
Aku tahu kok kamu pasti bisa
Kamu udah berhasil ngelupain aku selama seharian penuh
Coba ngelupain aku setiap hari ya Eno

I always love you Eno

Eno menatap langit langit rumah Riri, perlahan air mata mengucur deras membasahi pipinya.
Paman Riri kemudian datang menghampirinya dan menjelaskan semua.
Ternyata Riri mengidap penyakit aneh di lambungnya yang belum ditemukan obat penawarnya dimanapun, dan dia telah divonis oleh dokter bahwa hidupnya tidak lama lagi.

Eno hanya bisa diam dan terus menangis sambil menggenggam surat terakhir dari kekasihnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Who Follows Me

Total Tayangan Halaman